Ungkapan Rindu

Mungkin aku harus menggerakkan penaku

Disecarik kertas ini

Karena rindu ini tak bisa terlalu lama

Dipendam di dalam dada

Rindu ini ingin berteriak

Mengapa ini harus terjadi

Kau hadir dalam hatiku

Tapi mengapa kau bisu

Aku juga ingin bercerita tentang apa

Pada dirimu yang membisu

Apakah aku tidak sempurna mencintaimu

Atau ada yang salah dengan cintaku

Biarlah rindu ini tertulis dalam bait-bait syair ini

Biarlah dia hanya menjadi konsumsi pembaca

Yang membaca puisi ini

Atau hanya akan menjadi sebuah arsip kehidupan

Arti Cinta

Nilai sebuah cinta

Dia tidak butuh bayaran, tapi memberi imbalan

Dia butuh keihlasan dan kasih sayang

Dia menciptakan kebahagiaan untuk orang lain

Membuat tersenyum orang yang bersedih

Dia memberi rasa dalam kelelahan

Dia tidak untuk diminta

Tapi diciptakan untuk diberi

Kepada siapa saja yang mau menerimanya

Seberkas Cahaya

Pagi ini kuhirup segarnya pagi bersama secangkir kopi

Aku bersyukur masih dapat bernafas hingga hari ini

Masih dapat mendengar kicau burung yang telah lama kurindukan

Hangatnya udara pagi dan kokok ayam jantan yang merdu

Semalam kau hadir dalam mimpiku

Menggangu tidurku dan bercerita tentang dirimu

Tentang suka dan dukamu

Tentang amanah yang kau emban sekarang ini

Aku hanya bisa menjadi pendengar yang setia

Tak memberi komentar untukmu

Karena kutahu ini hanya mimpi

Tidak terjadi dunia nyata

Karena kau hanyalah seberkas cahaya

Yang mungkin hari ini akan hilang dari hadapanku

Atau kau akan bersemayam di jagad raya

Hadirmu

Hadirmu membawa kesejukan didalam hatiku

Hadirmu membawa inspirasi dalam hidupku

Untuk menjalani hari-hari yang kulalui

Kini kau tak lagi menemaniku

Kini ku hidup sendiri

Tanpa ada lagi yang mengingatkan

Akan waktu perjalanan hidupku

Tak ada lagi keceriaan

Kau telah pergi seiring dengan perjalanan waktu

Meninggalkan daku yang duduk termenung

Ku tak menitik kan air mata

Karena tak pantas bagiku untuk menangis

Tamalanrea, 16 Desember 2007, Pkl. 22.30 Wita

Hujan

Hujan turun membasahi bumi

Diiringi dengan suara gemuruh dilangit

Hujan mengingatkan aku tentang dirimu

Tentang kisah indah yang pernah singgah dihatiku

Tapi semuanya telah berlalu

Seiring berjalannya waktu

Adakah engkau disana masih mengingatnya

Tentang kisah yang begitu indah

Tentang cerita kehidupan yang membawa

Perubahan pada diriku

Mungkin kau sudah melupakannya

Tapi aku tak akan pernah melupakannya

Tamalanrea, 09 Desember 2007 Pkl. 23. 45 Wita

Lelah

Lelah

Aku menunggu kehadiranmu disini

Namun kau tak kunjung datang

Membuatku berjibaku dengan cepatnya waktu

Akhirnya kita akan tiba dalam masa penantian

Yang akan membuatku jenuh

Mengeluh akan perjalanan hidup ini

Yang berakhir dengan derita

Usai sudah pengembaraan hidup

Untuk mencari keberadaanmu

Didunia yang penuh dengan kepalsuan

Kini aku diam membisu

Karena aku telah lelah

Hidup dalam masa pencaharian

Hakikat kehidupan dan tujuan akhirnya

Cadarmu

Kau datang padaku dengan tatapan mata

Penuh makna

Menyimpan sejuta misteri

Didalam tatapan mata yang tajam

Kau begitu anggun dengan busana itu

Langkah yang begitu tegar

Dalam menapaki kehidupan ini

Menyusuri terjalnya jurang dakwah

Tak urung jua kau berjuang dijalan dakwah

Disaat ini kau datang dan pergi

Menghampiri siapa saja

Untuk menebar risalah Illahi

Senandungmu

Senandung malam telah didendangkan

Oleh binatang malam

Di iringi oleh desiran angin

Siapapun yang mendengarnya akan terbuai

Senandung azan dikumandangkan

Diseluruh pelosok negeri

Tanda panggilan keimanan bagi siapa saja

Tuk melaksanakan kewajiban

Senandung lagu cinta tertulis

Untuk seseorang yang dicintai

Ketika bertemu, ataupun merindu

Akan kasih sayang

Pengamen cilik pun melagukan

Tembang manis untuk menghibur para pendengar

Walaupun dengan suara serak

Demi sesuap nasi

Senandung cintaku kudendangkan

Untuk menghibur kekasih yang sedang bersedih

Yang sedang dilanda rindu