sublim
Blog ini adalah blog sang pecinta yang rindu akan kehadiran cinta Ilahiah dari sang Maha Cinta dalam perjalanan kehidupan di dunia yang kosmos. Dan barang siapa merasa keberatan dengan puisi ini silahkan beri komentar anda ke rumi_mpo@yahoo.com atau sms 085756252394
http://www.blogger.com/template-edit.g?blogID=12322988 Blogger: sublim - Edit Template Anda
Saturday, December 31, 2005
AGAMA CINTA ; MENEGUHKAN IDENTITAS TANPA MEMBUNUH KEMANUSIAAN

AGAMA CINTA ; MENEGUHKAN IDENTITAS TANPA MEMBUNUH KEMANUSIAAN

OLEH : FAISAL ANDI RIZAL


Dunia, dari yang paling dekat hingga yang paling jauh, tidak lepas-lepasnya berada dalam kehidupan yang sarat dengan kekacauan, perang, tindak kekerasan, penindasan, plus segala bentuk kekejian, dengki dan saling membenci. Sebagian penghuninya mengibarkan slogan-slogan, teori-teori, dan undang-undang sekuler seraya berangan-angan dapat membebaskan dan menyelamatkan kehidupan mereka dari segala kebobrokan yang mengepung diri mereka. Sedang yang lain menyerukan perdamaian, cinta dan kasih sayang di permukaan bumi, kendati dengan bentuk yang sporadis dan utopis, dan diteriakkan dari mulut ke mulut, tanpa landasan yang kukuh dan pilar yang kuat. Para penulis, dengan buku-buku mereka, memanipulasi emosi para pecinta, dan pembicaraan para pelamun. Sementara itu, para penyair pun bermain dengan puisi-puisi dan sastra mereka, sehingga istilah “ Cinta “ berubah menjadi sampah yang memadati planet bumi ini. Ia telah kehilangan karakteristiknya, dan menjelma menjadi sejenis alat kepalsuan dan tipu muslihat : cinta yang penuh dusta, kebohongan, dan kepalsuan.

Manusia dalam dirinya dianugerahi rasa cinta. Cinta inilah yang memberikan manusia daya hidup dan perjuangan. Dengan cinta manusia membangun keharmonisan hidup bersama manusia lainnya. Dengan cinta manusia menuju maqam spiritual yang lebih tinggi, Yahya Bin Mu’adz pernah berkata bahwa “ Sukaria pecinta adalah berada dalam cinta dengan cinta, meski segan kukatakan, beberapa mencinta dengan keliru, disekitar cinta Allah aku menunggu, selagi masih bernafas, tuk menjadi kekasih sejatinya, hingga ajal menjemputku ”. Bisa dibayangkan menuju tangga spiritual dan membangun keluarga yang sakinah tanpa cinta, maka yang timbul adalah kegundahan, dan kegelisahan atau menciptakan neraka-neraka duniawi yang dibalut dengan cinta semu.

Manusia yang hidup tanpa memiliki rasa cinta, maka hidupnya dipenuhi benci dan dendam. Manusia tanpa rasa cinta, maka yang muncul adalah ke egoan. Dengan cinta, manusia dapat melangsungkan hidup dengan kegembiraan dan kepuasaan. Cintalah yang memberikan energi pada manusia untuk melaksanakan tujuan hidupnya. Cinta pula yang memberikan daya dorong atau gairah dan semangat hidup pada manusia. Energi cinta begitu besar dalam melakukan segala aktifitas kehidupan kita sehari-hari.

Dalam Islam sendiri cinta merupakan landasan gerak yang mau/tidak mau harus dilakukan atas dasar cinta, seperti ibadah ritual yang kita lakukan misalnya sholat karena kecintaan kita kepada sang khalik membuat kita senantiasa gelisah jika tidak bertemu dengannya atau “ berdialog “ dengannya seperti apa yang diungkapkan oleh Rabi’ah Al-Adawiyah :

“ Ya Allah. kekasihku. malam telah berlalu

dan siang akan datang. aku gelisah

kau terimakah amalan malamku, hingga membuatku suka?

atau kau tolakkah sehingga membuatku duka?

Cinta yang dilakoni oleh Rabi’ah Al-adawiyah bukanlah sembarang cinta, melainkan hanya cinta yang berbasiskan iman dan bukan “ Cinta Imitasi “ (Isiq Majazi), atau cinta terhadap segala lainnya atau cinta akan materi seseorang/yang dicintai.

Tentang cinta kepada Allah SWT yang merupakan azas bagi segala cinta yang suci, Allah adalah penganugerah nikmat cinta yang agung, termasuk didalamnya penciptaan manusia, dan yang menjadikan mereka dari jiwa yang satu sesudah mereka saling mencinta antar sesama mereka. Selain itu, Allah SWT pulalah yang telah menjadikan sebagian dari mereka begitu tertawan pada sebagian yang lain dan akhirnya menyatu tanpa bisa dipisahkan, dan yang seluruh perhatian dan tuntutannya tertuju pada persaudaraan disemua tatarannya. Karena Allah telah menciptakan mereka dari diri yang satu, maka tidak bisa tidak mereka harus mencintai dan butuh dicintai. Begitu mereka saling mencintai, maka Allah pun akan mencintai mereka pula, berdasar firmannya yang berbunyi,...... Allah SWT mencintai mereka dan mereka pun mencintainya.

Cinta adalah suatu jalan ke kebenaran, ke pengetahuan, dan ke perbuatan. Tetapi hanya mereka yang mengetahui cinta yang sebenarnya dapat mendekati hal-hal ini dengan sarana cinta. Yang lain-lain telah menyalah artikan perasaan-perasaan lain tertentu sebagai cinta yang sebenarnya. Yang terlemah dari semuanya adalah mereka yang mengangan-angankan cinta dan berusaha mendekatinya sebelum mereka dapat memberinya sesuatu atau mengambil sesuatu darinya.

Kebenaran adalah suatu jalan menuju cinta. pengetahuan, perbuatan. Tetapi hanya mereka yang dapat menemukan kebenaran yang sejati dapat mengikuti lintasannya sebagai suatu jalan. Yang lain-lainnya membayangkan bahwa mereka mungkin mendapatkan kebenaran, meskipun mereka tidak mengetahui dimana mencarinya, karena apa yang mereka sebutkan kebenaran adalah sesuatu yang kurang dari standar kebenaran.

Pengetahuan adalah suatu jalan menuju perbuatan, cinta, kebenaran. Tetapi karena ini bukannya macam pengetahuan seperti yang dianggap oleh orang-orang, maka mereka tidak meraih manfaat darinya. Pengetahuan itu ada dimana-mana, tetapi mereka tidak dapat melihatnya, dan berseru mencarinya sedangkan itu ada disamping mereka selamanya.


Perbuatan adalah juga suatu jalan. ini adalah suatu jalan menuju cinta, kebenaran, pengetahuan. Tetapi perbuatan apa, kapan, dan dimana ? Perbuatan dengan siapa, dan kearah tujuan apa? Apakah macam perbuatan yang kita maksudkan kalau kita mengatakan bahwa itu adalah suatu jalan ? Perbuatan yang berbeda sedemikian itulah yang diartikan bahwa manusia mungkin melaksanakannya tanpa mengetahuinya. Lagi pula ia pada umunya akan begitu tenggelam dalam perbuatan yang lain macamnya sehingga ia tidak akan mampu untuk melaksanakan perbuatan yang benar yang ia perlukan.

Demikianlah, meskipun kita mungkin salah pendapat dalam mengatakan ini, ketika meneguhkan sebagai suatu fakta atau identitas yang nyata bahwa : kebenaran yang luhur telah memberkahi para guru dengan pengertian dari pengetahuan jalan-jalan itu. Marilah kita tidak berceloteh lagi tentang “ Aku Mencari Cinta “, “ Aku Menghasratkan pengetahuan “, jika kita tidak menginginkan orang-orang untuk mengetahui bahwa kita adalah kosong, dan sesungguhnya tidak mencari apa-apa. Cinta adalah perbuatan, perbuatan adalah pengetahuan, pengetahuan adalah kebenaran, kebenaran adalah cinta.

Tidak ada cara untuk menuju cinta selain dengan hati yang damai dan merdeka. Seperti yang telah saya singgung, akal memang pernah berbuat lancang dan melanggar batas-batasnya, bahkan membekukan hati atau mematikan hati. Jika akal selalu berbicara, maka hati akan meronta dan mati. Padahal hatilah yang dapat merasakan setiap getaran cinta atau getaran kehidupan ini, dan sungguh sangat naif orang yang tidak menggunakan hati dan akalnya dalam melihat fenomena kehidupan ini.

Namun dengan cinta pula manusia dapat terjerumus dalam lembah kenistaan, yaitu ketika manusia cinta dunia dan kekuasaan. cinta dunia inilah yang membawa manusia pada titik nadir kemanusiaan, manusia kehilangan spiritualitas karena cinta pada materi. manusia kehilangan ruh kemanusiaan menjadi seperti hewan, karena manusia telah teramat cinta pada kebutuhan jasmani semata, maka manusia seperti ini bagai binatang .Ia hanya mengumbar syahwat jasmani saja, inilah yang terdapat pada hewan. Cinta pada kekuasaan membawa manusia pada tirani bagi manusia lain. Tidak tertebar lagi rasa cinta lagi pada manusia, yang ada adalah nafsu berkuasa.

Sesungguhnya cinta manusia dapat dibagi menjadi dua : “ Cinta sejati “ (isyq Haqiqi), atau cinta pada Tuhan, dan “ Cinta imitasi ” (Isyq Majazi),atau cinta terhadap segala lainnya. tapi, dalam pengujian yang lebih dekat, orang melihat semua cinta sesungguhnya adalah cinta pada Tuhan, karena segala sesuatu adalah pantulan dan bayang-bayangnya. Sedangkan adanya perbedaan antara dua jenis cinta tersebut dikarenakan orang memahami yang ada hanyalah Tuhan dan cinta untuknya semata. Sedangkan cinta pada yang lainnya karena meyakini adanya keterlepasan eksistensi darinya atas segala objek keinginan yang dicintai, dan tidak mengarahkan pada hubungan cinta terhadapnya. Padahal cinta kepada yang selainnya tapi berasal darinya, akan membawa orang kepadanya. Setiap objek keinginan dari orang perorang akan menunjukkan kepalsuannya dan orang akan mengalihkan cintanya. Namun, bagaimanapun juga setiap hasrat (cinta) tidak akan menemukan kekasih sejati kecuali setelah kematian, manakala ia sudah terlambat untuk menutup jurang keterpisahan. Pada saat itu, sesal kemudian tidak berguna, karena dalam hidupnya manusia seperti ini telah memberikan cintanya pada selain Tuhan. Bagi seorang sufi, hanya ada satu yang tercinta ; Dia melihat bahwa semua cinta “ Palsu “ beku dan tidak nyata selain kepada Tuhan.

Dalam konteks ini, Rumi menerangkan hakikat keindahan cinta sejati secara ringkas dan jelas : Keindahan adalah setetes air yang berasal dari lautan yang tak berbatas, atau sebuah cahaya yang memantul pada dinding. Semua keindahan berasal dari dunia lain, yang ada disini hanyalah kesementaraan dan pinjaman. Keindahan yang sesungguhnya hanya ada pada Tuhan seperti juga yang diungkapkan Rumi :” Keindahan uang palsu itu adalah sesuatu yang terpinjam, dibalik kecantikannya tersimpan kepalsuannya “.

Seorang pecinta tidak boleh cenderung pada keindahan atau kecantikan lain yang mungkin terlihat olehnya atau mengalihkan pandangannya dari keindahan Allah SWT. Ada seorang pemuda berjumpa dengan seorang gadis amat cantik. Kemudian, ia mengungkapkan cintanya kepadanya. Untuk menguji pemuda itu, si gadis berkata, disampingku, ada seorang gadis yang lebih cantik wajahnya dan lebih sempurna kecantikannya dariku. Ia adalah saudara perempuanku. Sang pemuda itu menengok kebelakang, si gadis marah sekali dan berkata, “ dasar penipu ! ketika aku jauh darimu, kupikir engkau adalah seorang pemuda bijak, dan ketika engkau dekat, kusangka engkau adalah seorang kekasih sejati. Kini aku tahu bahwa engkau bukan seorang pemuda bijak dan juga bukan seorang kekasih sejati “.

Seorang pencari jalan Allah/Pesuluk haruslah meyakini bahwa jalan yang ditempuhnya itu betul atas dasar kecintaan dia pada sang khalik dan bukan atas dasar kebencian terhadap seseorang atau pelampiasan akan kekecewaannya pada seseorang atau menjauhi realitas hidup yang begitu mengungkungnya dalam jerat-jerat kesetanan yang dibingkai dengan wajah keimanan dan kemunafikan yang begitu syahdu bila dipandang mata oleh sang pecinta atau sang kekasih yang mendambakan akan belaian cinta dari kekasih.

Dalam perjalanan kehidupan kita, semua harus dilandasi oleh yang namanya “cinta”, cinta adalah sebuah spirit kehidupan yang sangat bermanfaat dalam melakukan gerak kehidupan, setiap nafas kehidupan kita adalah nafas kerinduan seorang pesuluk yang dalam keadaan Shauq (kondisi pencarian cinta/ketiadaan diri), dalam keadaan shauq seorang pesuluk menggapai maqam-maqam makrifatullah. Begitulah cinta seharusnya dapat memperjelas identitas kita sebagai makhluk bukan malah tidak memperjelas siapa sebenarnya, karena sekarang banyak cinta yang menghilangkan makna cinta itu sendiri. Sekian.










Penulis adalah Ketua Umum Forum Ukhuwah Mahasiswa dan Pelajar Islam

posted by Lazuardi @ 11:30 PM  
 
Tentang Aku

Name:Faisal Andi Rizal
Alamat:Palu-Makassar
Lihat Selengkapnya
Tulisan Baruku
Tulisan Yang lain
Pesanmu Padaku

Name :
Web URL :
Message :
<
:) :( :D :p :(( :))

Pendukungku

Isnaini Dot Com

BLOGGER