PEKATNYA SIANG
Haripun semakin meninggi Galau hati serasa menindih Pucuk enau seakan merintih Ditiup sang bayu tiada terhenti Panas mentari laksana nyala api Peluh membasahi raga merintih Kuraup bambu berkalang besi Kujalankan demi sesuap nasi Tanahpun seakan meringis terisak Bergelora menahan saling beranjak Batupun berbaur nyaring tersentak Dayapun tiada untuk menolak Raga bergetar tidak terelak Meregang uratpun meliuk Didera penat, tulangpun tertekuk Pijakan serasa bergejolak …..dan duniapun senyap |